BIARLAH MENGALIR SETALAH AMBIL KEPUTUSAN

Sebuah rasa khawatir yang tak terbendung setelah mengambil keputusan dan terasa was was pikiran negatif selalu menghantui, mengajak berdebat dalam diri seolah menentang keputusan yang telah dibuat. toh keputusan tersebut sudah didasari dengan analisa-analisa sebab akibat kenapa sebuah keputusan diambil, apa yang terjadi jika keputusan salah dan semua itu sudah direncanakan. lalu kenapa selalu ada perdebatan dalam diri dan seolah membatalkan keputusan ini. ya terkadang terlena menuruti pikiran rasa negatif itu, setelah menuruti perkataann negatif maka tertawalah rasa negatif itu dan sedikit lega rasanya diri ini, tapi sayangnya kelegaan ini hanya berangsur sangat singkat dan hendak emosi rasanya setelah melihat kejadian atas keputusan yang telah dibatalkan, bawasannya keputusanku itu terbukti benar. lalu setelah penyesalan ini terjadi bertindaklah lagi pikiran negatif mencoba mengkontrol diri ini, kali ini pikiran negatif mengeluarkan tentaranya yaitu sebuah emosi, disinilah otak sudah mulai dikuasai bala tentara emosi, seolah emosi itu berkata "betapa bodohnya dirimu itu kau telah membatalkan keputusan yang terbukti benar, lalu apa sekarang dan cepat kamu ambil keputusan yang sama !!". dengan nada membentak pikiran negatif atas emosi yang dikerahkan keputusana diambil berdasarkan rasa emosi, logika  analisa dikesampingkan saja tanpa mempertimbangkan apapun, ok kali ini keputusan diambil tanpa ada keraguan tapi disertai dengan rasa emosi untuk membalasa dendam keputusan lama tidak.

namun apa yang terjadi setelah keputusan berdasarkan emosi itu dibuat, oh ternyata keputusan tersebut sudah terlanjut diambil dan keputusan terbukti salah, disini pikiran negatif mulai bergejolak dan mulai meragukan keahlian kita sebagai manusia, merasa paling bodoh dan merasa tak berdaya, disini pikiran negatif bertubi-tubi menyaeang pikiran manusia dan seolah ingin membuktikan diri ini benar-benar bodoh tak berdaya. sampai tahap ini mungkin manusia  dalam lamunan pikiran kosong dan akhirnya benar-benar tidak mengambil keputasan yang berujung pada pengikut arus tanpa ada tujuan yang jelas, mungkin pikiran manusia menganggap dengan mengikuti arus yang beredar maka pikiran bisa senyamaan mungkin tanpa ada kendala emosi dan khawatir. 

meskipun tanpa ada kendala emosi dan khawatir, tapi dilubuk paling dalam di hati sungguh tidak nyaman apa yang diperbuat pikiran dan hati menderita dibawah pikiran yang santuy mengikuti arus. disitu ada hati tertekan dan tidak setuju apa yang diperbuat oleh pikiran, namun apa daya hati sudah terkontrol oleh pikiran untuk menunjukkan kenyamanan agar hati tidak melakukan hal-hal yang belum dilakukan pikiran. karena disini pikiran untuk mencari aman

sampai kapan pikiran mengkontrol, sampai kapan pikiran santuy diatas penderitaan hati yang tidak nyaman atas follower arus. ingat bawasannya hati memiliki hak untuk mengkontrol atau mengendalikan pikiran, dengan memberikan penegasan untuk pikiran agar paham  apa yang dilakukan hati demi ketenangan manusia di masa depan.


Baca Juga
WhatsApp Me Berikan masukan untuk konten yang lebih menarik dan berkualitas. Terima kasih.
Newer Posts Newer Posts Older Posts Older Posts